
Mentawai, [20/05/2025] – Kapal milik PT ASDP Indonesia Ferry (KMP. AMBU-AMBU & KMP. GAMBOLO) yang melayani rute Padang–Mentawai kini menuai kritik dari masyarakat dan pengguna jasa. Meski berperan vital sebagai penghubung utama antara daratan Sumatera dan Kepulauan Mentawai, kapal tersebut dinilai abai terhadap kenyamanan dan standar keselamatan penumpang.
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa selain mengangkut kendaraan bermotor di dek bawah, kapal ini juga mengangkut barang dagangan seperti sembako dan barang kelontong secara curah. Lebih memprihatinkan lagi, hewan ternak seperti ayam potong juga diangkut dalam jumlah besar menggunakan keranjang terbuka, diletakkan di area terbuka tanpa perlakuan khusus.
Akibatnya, aroma menyengat dari kotoran hewan bercampur dengan bau pesing menyebar hingga ke ruang penumpang. Tidak hanya mengganggu kenyamanan, limbah berupa debu dari unggas yang terbawa angin bahkan menimbulkan gangguan pernapasan bagi sebagian besar penumpang.
- “Setiap kali menumpang kapal ini, saya harus pakai masker. Bau ayam dan debunya menyebar ke mana-mana. Sungguh tidak manusiawi,” ujar MOINOTO LASE penumpang asal Tuapejat.
Fenomena ini tidak hanya mencederai prinsip pelayanan publik, tetapi juga diduga melanggar sejumlah regulasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 53 Tahun 2018 tentang Pengangkutan Barang Berbahaya dan Hewan di atas Kapal Penumpang, pengangkutan barang curah dan hewan hidup seharusnya diatur dengan ketat, termasuk pemisahan area dan sistem kemasan yang memadai.
Belum ada keterangan resmi dari pihak ASDP terkait temuan ini. Namun, kondisi tersebut sudah berlangsung cukup lama dan dinilai luput dari pengawasan otoritas pelabuhan maupun Dinas Perhubungan setempat.
Pemerintah daerah dan instansi terkait didesak untuk segera turun tangan melakukan audit menyeluruh atas operasional kapal rute ini, demi menjamin keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan para penumpang. Bersambung…….. (Team Redaksi)