
Kepulauan Mentawai, sumbarinvestigasi.com — Sekitar seratus anak pendidikan anak usia dini (PAUD) dari enam lembaga mengikuti Manasik Haji Cilik ke-15 se-Kecamatan Sipora yang digelar di Lapangan Sepak Bola Desa Bukit Pamewa, Sabtu, 20 September 2025. Kegiatan ini menjadi ajang pengenalan rukun Islam kelima sejak dini sekaligus memperkuat pendidikan karakter religius di lingkungan keluarga dan sekolah.
Perwakilan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kepulauan Mentawai, Dafrizal, menegaskan pentingnya kesinambungan pembinaan.
“Manasik haji cilik ini adalah bagian dari ajaran agama yang perlu ditanamkan sejak awal. Harapan kami, pembinaan tidak berhenti di PAUD, tetapi berlanjut hingga jenjang sekolah dasar, menengah, bahkan SMA,” ujar Dafrizal dalam sambutan pembuka.
Tuan rumah kegiatan, Kepala Desa Bukit Pamewa, Utoyo Ali Rahman Sinaga, S.Pd., menyampaikan apresiasi kepada penyelenggara atas kepercayaan memilih Bukit Pamewa sebagai lokasi acara.
“Kami berterima kasih kepada yayasan yang telah mempercayakan desa kami sebagai tuan rumah. Antusiasme warga sangat besar karena kegiatan seperti ini menanamkan nilai-nilai kebaikan sejak kecil,” kata Utoyo.
Di sisi lain, Utoyo mengungkapkan kendala insentif untuk pendidik PAUD yang selama ini bersumber dari dana desa.
“Insentif guru PAUD yang sebelumnya diambil dari dana desa saat ini terkendala ketentuan. Kami berharap Kemenag dan Dinas Pendidikan dapat menanggapi dan mencari skema dukungan agar para guru PAUD di Kepulauan Mentawai tetap terbantu,” imbuhnya.
Dari pihak penyelenggara, Ketua Yayasan Pendidikan Bhakti Wanita Islam Sumatera Barat, Ir. Hj. Raudati Ruslan, M.Pd., menjelaskan rancangan program pembinaan manasik di tingkat PAUD.
“Ada beberapa lapis program: pertama, program tahunan yang kami koordinasikan di tingkat yayasan; kedua, program semester bersama Kemenag; dan ketiga, program harian yang diintegrasikan guru di masing-masing lembaga,” terangnya.
Raudati menekankan bahwa makna utama manasik bagi anak adalah pengenalan nilai-nilai dasar keagamaan dengan cara yang menyenangkan.
“Tujuan kami sederhana: memperkenalkan ajaran agama agar anak tumbuh menjadi pribadi yang baik dan taat pada perintah Allah. Setiap pertemuan kami melihat anak-anak gembira, saling menyapa, dan belajar tertib. Harapan kami, mereka kelak menjadi generasi penerus bangsa yang berakhlak,” tuturnya.
Kegiatan manasik berlangsung terstruktur—mulai dari simulasi niat ihram, thawaf, sa’i, hingga tahallul—dengan pendampingan guru dan orang tua. Panitia menyiapkan rute mini dan alat peraga edukatif sehingga anak-anak dapat memahami alur ibadah secara konkret namun tetap aman dan proporsional bagi usia dini. (LASE)