Sumbar investigasi.com, Payakumbuh -Sengsara membawa nikmat ini sebutan yang dilakoni Seorang Kakek Tuna Rungu yang mengalami gangguan/hambatan pendengaran, Palyuri umur (65) mendadak Viral didunia media cetak dan elektronik.
Saat ditemui bersama awak media Sumbar intivestigasi ia akan menabung di sebuah Bank di Pusat Kota Payakumbuh-Sumatera Barat, bukan karena jumlah uang yang dibawa, namun Palyuri yang sehari-hari diketahui bekerja sebagai pencuci piring viral karena jumlah nominal uang yang dibawa dengan sebuah karung yang berisi uang recehan.
“Mulai dari uang koin/logam, uang pecahan dua ribu rupiah hingga uang seratus ribu rupiah. Jumlahnya pun tak main-main, hingga Jumat siang 19 Februari 2021 jumlah uang recehan yang dibawa dengan karung itu mencapai angka lima puluh juta rupiah. Jumlah tersebut terus mengalami penambahan, karena delapan orang yang melakukan penghitungan Kamis sore terus bekerja hingga jumatnya menjadi dua belas orang”, ujar salah seorang petugas Bank.
Ditemui awak media intivestigasi seorang warga yang bernama Eko ikut mendampingi pria yang beralamat di Keluruah Tigo Koto Diateh Kecamatan Payakumbuh Utara-Kota Payakumbuh untuk mengantarkannya menabung ke Bank, uang tersebut diperkirakan telah dikumpulkan Palyuri selama puluhan tahun. Dan uang itu merupakan hasil kerja Palyuri mencuci piring dari rumah-kerumah warga yang melakukan pesta pernikahan.
Walaupun kerap diberi uang oleh warga, namun Palyuri tidak melakukan pekerjaan sebagai pengemis.
Palyuri yang sehari-hari berkeliling kota Payakumbuh, namun jika ada warga yang menggelar pesta pernikahan ia membantu mencuci piring dan diberi upah, alhasil ia dapat mengumpulkan uang hasil keringat beliau sendiri.” ujar Anton, Jumat sore19 Februari 2021 saat menemani Palyuri dihari kedua penghitungan uang yang bakal ditabung.
Anton juga menambahkan, Palyuri diperkirakan telah menabung dari hasil pekerjaan sebagai pencuci piring selama puluhan tahun, sehingga ia berhasil menyimpan uang sebanyak itu. Sementara rencana uang itu akan di simpan disalah satu Bank, semua itu adalah inisiatif pihak kelurahan, agar uang milik Palyuri aman dari hal – hal yang tidak diinginkan.
Uang milik Palyuri dihitung sejak hari Kamis, dan hingga sore ini mencapai angka 50 juta rupiah, tenaga yang dikerahkan pada hari pertama mencapai delapan orang, dan dua belas orang pada hari keduanya. (Arul)
Editor : Musmulyadi