Limapuluh Kota,Sumbar Investigasi- com Tidak harmonisnya Bupati dan Wakil Bupati menurut wali wali nagari di Kabupaten Limapuluh Kota merupakan mimpi buruk yang terulang kembali, Sama halnya dengan periode pemerintahan sebelumnya, IA-FR pecah kongsi kepala daerah juga terjadi teramat parah, semua masyarakat tau kondisi itu sangat disesalkan oleh sebagian besar tokoh-tokoh hingga lapisan bawah masyarakat.
Bahkan pada masa itu tokoh-tokoh masyarakat banyak berperan aktif untuk mendamaikan mereka. tidak ketinggalan para wali-wali nagari, beberapa kali mereka menjadi mediator untuk menyatukan kedua pimpinan daerah tersebut. namun apa daya, setiap didamaikan selang beberapa bulan kondisi perpecahan itu berulang lagi.
Sekarang pemimpin sudah berganti, Safarudin-Rizki menjadi bupati dan wakil bupati di Kabupaten Limapuluh Kota, sehingga banyak pihak pihak berharap kepada Safarudin- Rizki membawa perubahan dari kondisi pendahulunya, Sosok Safaruddin yang berpengalaman dan berusia tua bersanding dengan RKN yang muda pengusaha Muda bekerja, tua mengayomi ini dan sangat didamba warga Limapuluh Kota ketika kedua pasangan ini memenangkan pilkada.
Para wali wali nagari sangat menyesalkan kondisi ini, terkait tidak keselarasan Bupati dan Wakil Bupati, kepada penulis wali nagari Koto Tangah Simalanggang Hendra M Dt Boga mengatakan di kantornya, bahwa kita ini sudah Broken Home alias “sudah hilang arah” kata Dt Boga.
Beda hal dengan wali nagari Taram Defrianto Ifkar di kantornya mengatakan kepada penulis, dia sangat menyesalkan kalau hal ini benar benar terjadi, seharusnya antara Bupati dan Wakil Bupati saling bisa mengoreksi diri dan jangan sampai terulang kembali kisah kisah pemimpin sebelumnya, karena itu juga menjadi momok buat masyarakat Limapuluh Kota, kata Defrianto Ifkar.
Hal senada, wali nagari Limbuku Dodi mengatakan kepada penulis di kediamannya, “beliau sangat berharap antara Bupati dan Wakil Bupati bisa saling bersinergi untuk membangun Kabupaten Limapuluh Kota yang Madani, tutup Dodi.
Masyarakat luas sangat prihatin akan hal ini karna ini merupakan sikap bukan seorang pemimpin buat rakyatnya,kalaw ini dibiarkan terus menerus kabupaten 50 kota tidak bakal maju majunya dan hanya jalan ditempat.
Ketidak harmonisan kedua pasangan ini sangat berpengaruh besar buat pembangunan kabupaten 50 kota kedepannya yang mana kala waktu sebelum menjabat duduk di pemerintahan mereka bersumpah dan meutarakan janji janji kepada rakyat Liko akan visi dan misi mereka buat pembangunan kabupaten lima puluh kota kedepan.
(Tim)